1. MIGRASI
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat
yang satu ke tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi
internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu
negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan
penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas
penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain.
Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme
baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen
(menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah
perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas
negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.
Jenis-jenis Migrasi
Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara. Berdasarkan hal
tersebut, migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu :
a. Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke
negara lainnya. Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :
1. Imigrasi, yaitu masuknya penduduk
dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan
imigrasi disebut imigran.
2. Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk
dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut
emigran.
3. Remigrasi atau repatriasi, yaitu
kembalinya imigran ke negara asalnya.
b.
Migrasi nasional dibagi empat macam, yaitu :
1.
Urbanisasi, yaitu Masuknya penduduk dari desa ke kota
2.
Transmigrasi, yaitu Masuknya penduduk dari pulau ke pulau
3.
Ruralisasi, yaitu Masuknya penduduk dari kota ke desa
4.
Evakuasi, yaitu Masuknya penduduk dari tempat yang tidak
aman ke tempat yang aman
Faktor-faktor
Penyebab Terjadinya Migrasi
Secara
umum faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi adalah sebagai berikut :
·
Faktor ekonomi, yaitu ingin mencari kehidupan yang lebih
baik di tempat yang baru
·
Faktor keselamatan, yaitu ingin menyelamatkan diri dari bencana
alam seperti tanah longsor, gempa bumi, banjir, gunung meletus dan bencana alam
lainnya
·
Faktor keamanan, yaitu migrasi yang terjadi akibat adanya
gangguan keamanan seperti peperangan, dan konflik antar kelompok
·
Faktor politik, yaitu migrasi yang terjadi oleh adanya
perbedaan politik di antara warga masyarakat seperti RRC dan Uni Soviet (Rusia)
yang berfaham komunis
·
Faktor agama, yaitu migrasi yang terjadi karena perbedaan
agama, misalnya terjadi antara Pakistan dan India setelah memperoleh
kemerdekaan dari Inggris
·
Faktor kepentingan pembangunan, yaitu migrasi yang terjadi
karena daerahnya terkena proyek pembangunan seperti pembangunan bendungan untuk
irigasi dan PLTA
·
Faktor pendidikan, yaitu migrasi yang terjadi karena ingin
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
Proses Migrasi
Dengan adanya wilayah yang memiliki suatu nilai lebih maka
banyak orang/ penduduk pun yang akan pergi ke wilayah itu dikarenakan di
wilayah ia tinggal sudah tidak ada lagi nilai lebihnya untuk berkelangsungan
hidupnya
Proses migrasi pun punya cara yaitu:
·
Proses migrasi ia menetap di suatu wilayah
·
Proses migrasi hanya sementara diwilayah itu sewaktu-waktu
ia dapat kembali lagi ke wilayah tempat asalnya
·
Hanya sekedar berlibur diwilayah itu
Proses keberangkatan migrasi bisa dilakukan dengan cara-cara
tertentu misalkan kalau imigran hanya satu orang bisa melakukannya dengan naik
sepeda motor, kalau imigran dengan banyak orang satu keluarga maka bisa
melakukannya dengan naik kendaraan roda empat atau juga naik kapal laut itulah
yang biasa dilakukan imigaran dalam melakukan migarasi di Negara Indonesia.
Tahun pun makin lama makin berlaju dan proses imigrasi pun
menjadi sangat lebih pesat dan perubahan yang terjadi dari mulai tahun yang
lalu higga tahu ini sangatlah banyak, pada tahun ini tercatat banyak sekali
imigran illegal/gelap yang tidak mendaftarkan dirinya pada sensus penduduk pada
kota asalnya balia semua itu terjadi begitu saja tanpa adanya rasa kesadaran
maka makin lama akan terjadi kepadatan penduduk akan teradi dan susah
menanganinya dikarenakan susahnya mendata para imigran.
Dampak Migrasi Penduduk
Migrasi penduduk baik internal atau
nasional maupun eksternal atau internasional masing-masing memiliki dampak
positif dan negatif terhadap daerah asal maupun daerah tujuan. Berikut adalah
dampak dari Imigrasi:
- Dampak Positif dan Negatif
Migrasi Internasional antara lain:
Dampak Positif Imigrasi:
·
Dapat membantu memenuhi kekurangan tenaga ahli
·
Adanya penanaman modal asing yang dapat mempercepat
pembangunan
·
Adanya pengenalan ilmu dan teknologi dapat mempercepat alih
teknologi
·
Dapat menambah rasa solidaritas antarbangsa
Dampak Negatif Imigrasi
·
Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa
·
Imigran yang masuk adakalanya di antara mereka memiliki
tujuan yang kurang baik seperti pengedar narkoba, bertujuan politik, dan
lain-lain.
Dampak Positif Emigrasi
·
Dapat menambah devisa bagi negara terutama dari penukaran
mata uang asing
·
Dapat mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar
negeri, terutama orang yang belajar ke luar negeri dan kembali ke negara
asalnya
·
Dapat memeperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain
Dampak Negatif Emigrasi
·
Kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang
ditinggalkan
·
Emigran tidak resmi dapat memperburuk citra negaranya.
- Dampak Positif Migrasi
Nasional antara lain :
Dampak
Positif Transmigrasi
·
Dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama
transmigran
·
Dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
·
Dapat mengurangi pengangguran bagi daerah yang padat
penduduknya
·
Dapat meningkatkan produksi pertanian seperti perluasan
perkebunan kelapa sawit, karet, coklat dan lain-lain
·
Dapat mempercepat pemerataan persebaran penduduk
Dampak
Negatif Transmigrasi
·
Adanya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan
para transmigran.
·
Terbengkalainya tanah pertanian di daerah trasmigrasi karena
transmigran tidak betah dan kembali ke daerah asalnya.
Dampak Positif Urbanisasi
·
Dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota
·
Mengurangi jumlah pengangguran di desa
·
Meningkatkan taraf hidup penduduk desa
·
Kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas
·
Perekonomian di kota semakin berkembang
Dampak Negatif Urbanisasi
·
Berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa
·
Produktivitas pertanian di desa menurun
·
Meningkatnya tindak kriminalitas di kota
·
Meningkatnya pengangguran di kota
·
Timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan
·
Lalu lintas di kota sangat padat, sehingga sering
menimbulkan kemacetan lalu lintas.
2.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Kebudayaan di Indonesia
Contoh kasus:
Baju
Kebaya merupakan pakaian asli Indonesia sejak zaman Kerajaan Majapahit, sekitar
abad 15M. Bentuknya yang sederhana dan sopan dapat diterima oleh agama islam.
Pada zaman tersebut, kebaya digunakan sebagai pakaian sehari-hari kaum wanita
Indonesia. Baju ini juga digunakan hampir di seluruh wilayah di Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu, Negara Indonesia telah tumbuh dan berkembang.
Pada zaman sekarang ini, baju kebaya di gunakan hanya pada acara-acara tertentu
saja, biasanya digunakan pada acara yang resmi/sakral seperti, pada acara
pernikahan, acara keulusan/ wisuda, upacara adat, dll. Bahkan disainer-disainer
Indonesia sudah banyak yang menjadikan baju kebaya sebagai projek rancangan
mereka, lalu ditampilkan dalam sebuah acara fashion show.
3.
KEBUDAYAAN BARAT
Kebudayaan
barat adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan cara mamahami
ilmu pengtahuan dan filsafat.
Kebudayaan Barat tak bisa langsung diartikan kebudayaan yang datang dari barat.
Budaya barat bukanlah sebuah istilah sebuah arah mata angin yaitu budaya pada bagian barat
kita ,melainkan sebuah istilah yang berawal dari kawasan eropa barat.
Contoh kasus:
Negara
Indonesia tersohor dengan budayanya yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai
kesopanan, terutama dalam hal berpakaian. Hal tersebut tercermin dari para
leluhur bangsa Indonesia pada zaman dahulu, terutama kaum wanitanya yang
mempunyai ciri khas berpakaian sederhana dan sopan. Tetapi seiring dengan
berjalannya waktu, di era globalisasi sekarang ini, nilai-nilai tersebut
seolah-olah mulai memudar. Banyak remaja dan tak sedikit pula orang dewasa yang
cara berpakaiannya mengikuti kebudayaan barat, pakaian yang mempertontonkan
aurat yang sangat tidak mencerminkan kebudayaan asli Indonesia. Saya sebagai
salah satu remaja Indonesia yang menyaksikan dan mengalami langsung dampak dari
kabudayaan barat ini tidak menepis kemungkinan untuk terkena dampaknya. Tetapi
semua itu harus di imbangi dengan pengendalian diri dan memperkuat iman dan
taqwa kepada Tuhan YME, agar tidak terjerumus lebih jauh kedalam kebudayaan
barat yang sedang melanda Negara Indonesia.
4.
MASALAH MASALAH KEBUDAYAAN
a.
Definisi Budaya
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa
alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat
rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung
pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di
Amerika, “keselarasan individu dengan alam” di Jepang dan “kepatuhan kolektif”
di Cina.
Citra
budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis
yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh
rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan
demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain.
b.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut
Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
c.
Unsur Unsur
Ada beberapa pendapat
ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain
sebagai berikut:
1.
Melville J. Herskovits
menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
- alat-alat
teknologi
- sistem
ekonomi
- keluarga
- kekuasaan
politik
- Bronislaw
Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
- sistem
norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat
untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
- organisasi
ekonomi
- alat-alat
dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga
adalah lembaga pendidikan utama)
- organisasi
kekuatan (politik)
d.
Wujud Dan Komponen
Menurut J.J. Hoenigman,
wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang
berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan
sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud
kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga
masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk
tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat
diamati dan didokumentasikan.
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa
hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu
tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan
karya (artefak) manusia.
e.
Komponen
Berdasarkan wujudnya
tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli
antropologi Cateora, yaitu :
·
Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan
masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah
temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah
liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup
barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian,
gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
·
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan
abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng,
cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
·
Lembaga social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang
banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem
social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang
berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa
dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada
satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut
terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
·
Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun
system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi
system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan
mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara
mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
·
Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita,
dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam
masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika
sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang
akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa
wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus
meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap
derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak
terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
·
Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi,
bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat
komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit
dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti
oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus
dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan
memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
f.
Hubungan
Antara Unsur-Unsur Kebudayaan
Komponen-komponen atau
unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
Peralatan dan
perlengkapan hidup (teknologi)
Teknologi merupakan salah
satu komponen kebudayaan. Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik
memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan.
Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam
cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil
kesenian.
Masyarakat kecil yang
berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling
sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem
peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
·
alat-alat produktif
·
senjata
·
wadah
·
alat-alat menyalakan
api
·
makanan
·
pakaian
·
tempat berlindung dan
perumahan
·
alat-alat transportasi
Sistem mata pencaharian
Perhatian para ilmuwan
pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian
tradisional saja, di antaranya:
·
Berburu dan meramu
·
Beternak
·
Bercocok tanam di
ladang
·
Menangkap ikan
Sistem kekerabatan dan
organisasi sosial
Sistem kekerabatan
merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes
mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk
menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan adalah
unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan
darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu,
anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya.
Dalam kajian
sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang
jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri,
dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok
kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan
keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi
sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana
partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk
yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Bahasa
Bahasa adalah alat atau
perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau
berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat),
dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau
orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat
istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan
dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa
fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa
secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat
untuk mengadakan inri, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah
kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.tegrasi dan
adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan
hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
Kesenian
Karya seni dari peradaban
Mesir kuno. Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari
ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun
telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan
berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian
yang kompleks.
Sistem Kepercayaan
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Agama
Ada kalanya pengetahuan,
pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap
rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan
adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan
manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik
secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan
dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama dan sistem
kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa
Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang
berarti “menambatkan”), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam
sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus
Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
Sistem ilmu dan
pengetahuan
Secara sederhana,
pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat,
keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di
dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan
berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial
and error).
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan
menjadi:
·
pengetahuan tentang
alam
·
pengetahuan tentang
tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
·
pengetahuan tentang
tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
·
pengetahuan tentang
ruang dan waktu
g.
Contoh Kasus Kebudayaan
Pada hakikatnya kebudayaan jawa
yaitu keselarasan, keserasian, dan keseimbangan karena pada dasarnya ketiga
unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain. Ketiga unsur tersebut akan
selalu melekat sepanjang sejarah kehidupan manusia karena kebudayaan ini selalu
mengakar sejak dulu di kehidupan masyarakat jawa. Hal itu bisa terjadi karena
ketiga unsur tersebut bersifat fleksibel, yang artinya mudah menyatu dengan
kehidupan manusia .
Contoh kebudayaan masyarakat jawa
adalah masyarakat asli jawa, mempercayai adanya kehidupan yang tak kasat mata,
selain kehidupan manusia, hal ini terjadi karena kebudayaan asli Jawa yang
bersifat transendental lebih cenderung pada paham animisme dan dinamisme.
Masyarakat jawa mempercayai adanya suatu kekuatan ghaib, yang dapat membantu
mereka. Hal ini bisa di buktikan dari peninggalan-peninggalan nenek moyang masa
lampau seperti, dolmen tempat untuk memuja dan memberikan sesajen untuk para
dewa-dewa. Walaupun agama islam sudah mulai berkembang pada awal abad ke 13.
Masyarakat asli Jawa, mempercayai kehidupan-kehidupani yang berbau mistik.
Dunia mistik yang sudah menjadi
ajaran selama ribuan tahun di pulau Jawa ini dikenal dengan nama kejawen.
Kejawen merupakan suatu konsep hidup yang melingkupi lahir batin material
spiritual. Menurut pandangan para ahli, definisi kejawen adalah suatu
kepercayaan tentang pandangan hidup yang diwariskan dari para leluhur.
Karena kebudayaan jawa memiliki
sifat yang fleksibel, maka masyarakat jawa dengan mudah merimanya. Dengan cara
mengalihkan dari pandangan yang bersifat mistis berubah menjadi spritual
tasawuf.
Kejawen adalah sebuah kepercayaan
yang terutama dianut oleh suku Jawa. Nama kejawen bersifat umum, biasanya
karena bahasa pengantar ibadahnya menggunakan bahasa Jawa. Dalam konteks umum,
kejawen bukanlah agama.
Penganut ajaran kejawen biasanya
tidak menganggap ajarannya sebagai agama dalam pengertian sebagai Agama
monoteistik, seperti Islam atau Kristen, tetapi lebih melihatnya sebagai
seperangkat cara pandang dan nilai-nilai yang dibarengi dengan sejumlah laku.
Ajaran kejawen tidak terpaku pada aturan yang ketat dan menekankan pada konsep
keselaarasan dan keseimbangan lahir batin.
Dalam budaya Jawa pandangan hidup lazim disebut ilmu kejawen atau yang dalam
kesusastraan Jawa dikenal pula sebagai Ngelmu Kesampurnan. Wejangan tentang
Ngelmu Kesampurnan Jawa ini termasuk ilmu kkebatinan atau dalam filsafat Islam
disebut dengan tasawuf atau sufisme. Orang Jawa sendiri menyebutkan suluk atau
mistik. Sebenarnya kejawen bukan aliran agama, tetapi adat kepercayaan, karena
di sana terdapat ajaran yang berdasarkan kepercayaan terhadap Tuhan dari
puncak-puncak teologi Islam, Hindu dan Budha. Lebih tepat lagi mungkin disebut
pandangan hidup atau filsafat hidup.
Perubahan besar pada kebudayaan jawa
terjadi setelah masuknya agama Hindu-Budha yang berasal dari India berabad-abad
lamanya mempengaruhi tanah Jawa. Kebudayaan India secara riil mempengaruhi dan
mewarnai kebudayaan Jawa, seperti sistem kepercayaan, kesenian, kesusastraan,
astronomi, mitilogi dan pengetahuan umum, yang sudah berlangsung ribuan tahun.
Kejayaaan Hindu-Budha mulai menyusut
setelah kekuasaan kerajaan Majapahit berkhir dan agama Islam yang berpaham
tauhid menyebar dengan munculnya kerajaan islam pertama di jawa, Kerajaan
Demak. Para wali dan ulama mendominasi pembentukan karakter religiusitas orang
Jawa.